Aku pun tahu diri, nikah itu butuh
materi
Sedang aku, jangankan untuk beristri, buat diri saja masih wara-wiri
Sedang aku, jangankan untuk beristri, buat diri saja masih wara-wiri
Maka
waktu Aisyah disunting orang, kubiarkan dia terbang
Harapanku, lepas jatuh melayang
Dan begitu teganya, Aisyah mengundang,
Terpaksa dengan berat hati, hari pernikahannya aku datang
Tamu undangan membludak, kursi penuh hingga tepi jalan
Namun hingga hari menjelang siang, dan pihak KUA sudah datang, pengantin pria belum juga datang
Orang-orang gelisah. Keluarga Aisyah bimbang
Tiba-tiba seorang ibu menghampiriku: "Masuklah ke rumah, ayah Aisyah memanggilmu."
Aku masuk, dan kulihat, ayah Aisyah duduk menunduk. Melihatku datang, tangannya melambai. Aku mendekat.
Duduk dia geserkan, merapatkan pahanya padaku, dan berkata perlahan: "Anakku, kamu tahu apa yang kini terjadi...lihatlah, Bapak sedang bimbang, pengantin pria belum juga datang!"
"Ya Pak, aku mengerti!" Jawabmu sambil menunduk.
"Anakku! Kamu sudah sering datang ke rumah ini, sudah sangat akrab dengan Aisyah, anak Bapak, dan karena itu, Bapak sudah memandangmu keluarga sendiri."
"Ya, Pak!" Aku makin menunduk.
"Nah karenamua Nak, bapak harap kamu tak keberatan jika bapak punya permintaan."
"Katakanlah Pak, apa permintaan Bapak?"
Ayah Aisyah diam. Terdengar, dia menarik nafas panjang. Menghembuskannya perlahan. Berat sekali tampaknya. Apakah yang ingin dia sampaikan. Anehnya, jemariku mulai gemetar, jantungku rapat berdebar...
"Bapak mau memintamu......." Tenggorokan sang ayah tercekat,...
Aku makin risau, makin galau. Rasanya, aku tengah terapung di tengah pertarungan dua lautan, yang badainya saling melawan, dan aku terombang-ambing dalam cemas dan harap. Nasib seperti apakah yang akan menyergapku?
Sungguh, seorang manusia pun tak tahu, jika dalam keputus-asaannya, sebuah anugerah indah bisa saja datang, sebagaimana dalam pesta pora bahagianya, bisa saja bencana terjadi.......dan jodoh, itu sebuah rahasia, seorang pun tak sanggup menguaknya, hingga ia benar-benar terjadi, seperti kini jodohku yang masih misteri...ah Aisyah, sebenarnya kamu jodoh siapa? Akankah dalam episode hidupku hari ini, sekeranjang nasib rasa strawberry menghampiri.
"Anakku!" Ucap sang ayah, "Bapak harap, kamu jangan keberatan dengan permintaan ayah ini."
Aku sedikit jengkel, mengapa ayah Aisyah terus mengulangnya. Ah tapi, aku akan sabar.
"Tidak Pak, tidak sama sekali!" Ucapku serak.
Setelah sekali lagi menarik nafas panjang, inilah kata sang ayah akhirnya: "Sebenarnya Bapak mau memintamu....mau memintamu.....mendatangi keluarga pengantin pria....katakan pada mereka, segera berangkat! Sebab pihak KUA sudah datang."
Harapanku, lepas jatuh melayang
Dan begitu teganya, Aisyah mengundang,
Terpaksa dengan berat hati, hari pernikahannya aku datang
Tamu undangan membludak, kursi penuh hingga tepi jalan
Namun hingga hari menjelang siang, dan pihak KUA sudah datang, pengantin pria belum juga datang
Orang-orang gelisah. Keluarga Aisyah bimbang
Tiba-tiba seorang ibu menghampiriku: "Masuklah ke rumah, ayah Aisyah memanggilmu."
Aku masuk, dan kulihat, ayah Aisyah duduk menunduk. Melihatku datang, tangannya melambai. Aku mendekat.
Duduk dia geserkan, merapatkan pahanya padaku, dan berkata perlahan: "Anakku, kamu tahu apa yang kini terjadi...lihatlah, Bapak sedang bimbang, pengantin pria belum juga datang!"
"Ya Pak, aku mengerti!" Jawabmu sambil menunduk.
"Anakku! Kamu sudah sering datang ke rumah ini, sudah sangat akrab dengan Aisyah, anak Bapak, dan karena itu, Bapak sudah memandangmu keluarga sendiri."
"Ya, Pak!" Aku makin menunduk.
"Nah karenamua Nak, bapak harap kamu tak keberatan jika bapak punya permintaan."
"Katakanlah Pak, apa permintaan Bapak?"
Ayah Aisyah diam. Terdengar, dia menarik nafas panjang. Menghembuskannya perlahan. Berat sekali tampaknya. Apakah yang ingin dia sampaikan. Anehnya, jemariku mulai gemetar, jantungku rapat berdebar...
"Bapak mau memintamu......." Tenggorokan sang ayah tercekat,...
Aku makin risau, makin galau. Rasanya, aku tengah terapung di tengah pertarungan dua lautan, yang badainya saling melawan, dan aku terombang-ambing dalam cemas dan harap. Nasib seperti apakah yang akan menyergapku?
Sungguh, seorang manusia pun tak tahu, jika dalam keputus-asaannya, sebuah anugerah indah bisa saja datang, sebagaimana dalam pesta pora bahagianya, bisa saja bencana terjadi.......dan jodoh, itu sebuah rahasia, seorang pun tak sanggup menguaknya, hingga ia benar-benar terjadi, seperti kini jodohku yang masih misteri...ah Aisyah, sebenarnya kamu jodoh siapa? Akankah dalam episode hidupku hari ini, sekeranjang nasib rasa strawberry menghampiri.
"Anakku!" Ucap sang ayah, "Bapak harap, kamu jangan keberatan dengan permintaan ayah ini."
Aku sedikit jengkel, mengapa ayah Aisyah terus mengulangnya. Ah tapi, aku akan sabar.
"Tidak Pak, tidak sama sekali!" Ucapku serak.
Setelah sekali lagi menarik nafas panjang, inilah kata sang ayah akhirnya: "Sebenarnya Bapak mau memintamu....mau memintamu.....mendatangi keluarga pengantin pria....katakan pada mereka, segera berangkat! Sebab pihak KUA sudah datang."
0 komentar:
Posting Komentar