Soekarno Hatta Air Port

Written By Unknown on Jumat, 01 November 2013 | 16.04

Yogyakarta
Itu kota tujuan kami. Papa dipindah tugaskan ke sana. Jadi kami harus mengikut. Kecuali Kak Meichan dan Hirota. Mereka tetap di Jakarta. Kak Meichan itu Kakak angkat ku. Karena Kak Meichan dan Hirota Kakak beradik,jadi aku punya Kakak dan Adik. Hirota lima tahun di bawahku.
Mereka anak sahabat Papa di Jakarta. Orang tua mereka meninggal karena kecelakaan pesawat.
Kedekatan Papa dengan sahabatnya itu membuat Papa merasa bertanggung jawab akan masa depan Kak Meichan dan Hirota.
Good Job, Papa.
Jadi aku tak kesepian lagi di rumah setiap Mama dan Papa sedang sibuk di luar kota .
Singkatnya, mereka sudah tiga tahun menjadi bagian dari keluarga ini.
Kami menjadi keluarga besar.
Kak Meichan tidak mengikut pindah ke Yogya karena Kuliahnya sudah hampir selesai di Universitas Indonesia, sedangkan Hirota memilih tinggal bersama Kak Meichan. Setelah berpikir panjang kali lebar sama dengan luas persegi panjang, akhirnya Papa mengambil kebijakan dengan tetap mempekerjalan pembantu dan supir untuk mereka berdua.
Semua sepakat dan tidak ada yang merasa berat.

Finally, pagi ini kami bertiga harus berangkat ke Yogyakarta.
Sedih dan haru menjadi satu. Berpisah dengan kakak dan adik bukan perkara yang mudah. Berat...
Apalagi waktu Kak Meichan memelukku sambil beruari air mata dan Hirota yang hanya diam terpaku menahan air matanya. Rasanya aku nggak ingin ikut Papa. Aku mau di sini...

Tapi itu tidak mungkin.
Mama sudah mengurus surat pindah sekolah untuk ku. Dia juga sudah mendaftarkan aku di SMAN 1 Yogyakartat bulan lalu. Jadi, aku tidak mungkin meng-cancel kepindahan ini.

Mama menarik tanganku lembut membuyarkan lamunan haru di hati. Kakak, adik. Oki berangkat ya...

Ku ikuti langakah kaki Mama dan Papa.
Boarding Pass time.
Garuda Indonesia Air Ways sudah menunggu.
Tanpa ku sadari air mata mengalir deras di pipi... Mama merangkul dan menggoyangkan badanku.

''Okino, please, this is for our life. Future..'' tatapan mata mama meyakinkanku. Sementara aku hanya bisa menunduk dan terus berjalan menuju kursi pesawat.

Ever Green.
Papa sudah berada di kursinya. Disusul Mama. Mama hampir berteriak karena aku tak segera duduk.
Iyaaaa, aku tak mau duduk. Aku mau pulang, menemui teman-teman. Ke sekolah bersama Guru dan Sahabat...

Mama menarik tangan ku. Kali ini agak keras, membuatku terduduk. Dibantunya aku menggunakan sabuk pengaman. Sepuluh menit kemudian GIA 'terbang'.
Di sepanjang lima puluh lima menit perjalanan Mama tak henti-hentinya menenangkan aku. Banyak yang Mama sampaikan.
Mensupport. Meyakinkan. Make sure that everything is going to be all right...
Nyaris tak ku gubris. Aku lebih sibuk dengan kenangan-kenangan bersama teman. Guru di sekolah. Guru ngaji di Masjid. Teh Ayu. Teh Eva. Teh sari...
Oh, sahabat, good bye...
Mengenaskan!
Harus terpisah dari mereka yang ku sayangi...
Emosi menguasaiku dengan sempurna, seolah tak mau berpikir rasional. Padahal enteng.
Pindah, menyesuaikan diri dan kelar.
That's it!
Hohohohoho

#Yogyakarta
Landing dengan selamat.
Satu persatu turun. Ogah, rasanya gak mau Turun! Mau di sini saja. Jadi pramugari? Ah, mana bisa, anak kelas dua SMA jadi Pramugari, sekolah dulu Oki, hihihi diam-diam aku geli dengan diri ini. Ada-ada saja...

Adi Soetjipto Air Port.
Lebih kecil. Tapi rapih. Bersih.
Pusing. Kepalaku pening. Entahlah, belum bisa landing hihihi.
Senyum senyum aku, melihat Mama yang heboh.
Dengan cekatan dan penuh semangat membantu Papa mengurus semua bagage. Oh, mungkin itulah sebabnya kenapa Papa sangat menyayangi Mama. Hihihi.

''Okino, came on Baby. Let's Go!'' Papa menarik koper besar. Aku diberinya tugasmenarik yang super kecil dan ringan. Sementara Mama sibuk berbincang dengan kenalannya di pesawat tadi, rupanya mereka saling bertukar sesuatu. Kertas kecil. Ahaaa. Nomer HP atau alamat email atau alamat rumah aaahhh, yang penting bukan alamat palsu. Lho? Hihihi

Out.
Driver menjemput kami. Itu supir baru Papa di Yogya, masih emas-emas. Kata Papa itu Mahasiswa yang bekerja part time di rumah. Private Driver. Ohhhh, begitukah?
Good.

Mobil berjalan pelan. Aku jelas tidak lelah dan tidak ngos-ngosan karena hanya menarik koper kecil saja. Papa memberikan 'wellcome in Yogyakartanya'' dengan semangat. Hampir berbarengan kami menjawab ''Thanks''.
Thanks?
Gak tahu, yang pasti harus dijawab dengan thanks.

Adem.
Tak begitu panas sepeti di Jakarta. Jalanan tidak terlalu crowded. Ahaaaa, good. Pemandangan yang berbeda. Banyak persawahan dan pepohonan. Rindang nian..

''Oke, Yogyakarta Okinohara is cominG'' celotehku pelan. Disambut dengan tawa bahagia Mama dan Papa. Aku ikut tertawa. Ternyata tidak seburuk yang aku kira, hohoho...

#Rumah Baru
Si Merah Maroon memasuki rumah besar dengan halaman yang luas. Taman bunganya membuatku terpesona.
Ada saungnya juga.
Tampaknya mama mengangkap sinyal senengku.

''Okino, are you OK?''
''All right, mama''

Papa paling pertama turun, setelah Mas Santo (nama driver) membukakan pintu untuknya. Aku menjadi yang terakhir.

Wooowwwwww. Pandanganku tertuju pada kadang pink mungil yang digantung di pohon matoa. Ku hampiri segera. Hamster. Lucuuuuu...

''Mama is it Ours? It's funny. Oki likes it''
''Of course Baby. It's Ours Kamu suka sayang? Mas Santo tolong Hamsternya diturunkan ya? Okino suka''
Mama mirip seperti seorang Guru waktu ada kerja bakti di sekolah, sibuk tetapi tetap memperhatikan muridnya.

Rumah ini terlalu besar.
Di depan ada saung dan taman bunga. Ayunan bercat pink ungu itu selalu menarik perhatian ku. Di belakang ada kolam renang.
Excited!

Bukan hanya karena itu, tapi karena Cimot. Nama untuk hamster yang dibelikan Mama Pekan lalu waktu di sini.
Ternyata Mama mengerti...

Aku butuh sesuatu yang membuatku bisa menyesuaikan diri dengan baik di sini. Cimot memberi peran yang sangat besar. Dia sahabat pertamaku di sini...

Kamarku di lantai atas.
Mama dan papa tidak melarangku menempatkan Cimot di teras atas di samping kamarku. Di situ tempatnya 'aman dan nyaman' untuknya.

Mama memberiku note kecil. Di dalamnya tertulis jadwal makan dan minum untuk Cimot. Jadwal mandi dan berjemur.
Ada juga menu makan Cimot dalam seminggu.
Keren.. Thanks Mama.

Semua orang lelah. Terlebih Papa. Banyak hal yang dilakukannya. Mulai dari membongkar bagage sampai mengatur dengan rapi di tempatnya. Ku dengar Papa menjelaskan besok pagi akan ada mover yang mengantar barang-barang kami yang kemarin belum bisa dikirim dari Jakarta. O.K.
Berarti Minggu besok pagi jadwal ku menata kamar sendiri. Itu kebiasaan kami. Kamar itu urusan pribadi dan harus di tata dan di rawat sendiri oleh penghuninya...

Malam sudah semakin larut. Kantuk menyerangku hebat. Tapi mataku tak juga mau terlelap. Memilih ke luar kamar dan duduk lama di teras bersama Cimot.
Bulunya hitam. Ada campuran putih di beberapa bagian. Kecil mungil lucu.
Aku keluarkan Cimot dari kandang. Lembut. Nurut dia sama aku, nggak nglawan...

Ku letakkan di pangkuanku.
Memperhatikan kumisnya gerak-gerak dan hidungnya yang mungil, hihihi aku geli.

''Cimot. Kamu suka dengan namamu kan? Itu nama yang bagus, Mot'' kataku padanya. Jelas tak ada jawaban tapi aku tahu Cimot ngerti maksudku.
Ku elus perlahan bulunya.
Hingga aku tak ingat lagi berapa lama aku tertidur di kursi 'malas' itu...

Ketika aku bangun Mama sudah menunggu ku di kursi sebelah. Jadi semalam aku tidur di teras, Cimot, mana Cimot...?

Oh, leganya!
Mama mengembalikannya ke kandangnya. Udah manis dia... Mimik susu dari dotnya. Mama yang membuatkan. Thanks Mama.

''Baby, besok tidak boleh tidur di teras lagi. Angin malam tidak bagus untuk tubuh kamu''
'O.k Mama: Oki Would not''
''All right, yuk turun, maem.''
Mama meninggalkanku sebelum diingatkannya aku untuk segera mandi dan turun karena Papa sudah menunggu untuk mkan pagi.
Oh, Yogyakarta, tak seburuk yang ku kira.
I like it.
Cimot masih asyik mimik susu waktu aku prgi mandi...

#The first day of school
Dingin. Sekolah masih sepi.
Diantar Mama aku mencari kelas baru. IPA 1. Nah, di lantai dua paling pojok. Utara pojok. Setelah memastikan aku akan baik-baik saja mama pulang. Ku titipkan Cimot pada Mama. Mama tersenyum bijak

''Don't Worry, Baby, Cimot wtih Mama. Kamu belajar yang baik ya, bye, Baby, see You..!

Senyumku mengantarkan mama pulang.
Kelas yang bagus. Rapih dan bersih. Ada perpustakaan dan banyak kertas di pasang di sinding. Oh, itu majalah dinding kelas.
Meletakkan tas di loker dan segera mencari meja. Okinohara. Oh, ini mejaku. Nomer 1 dari depan meja guru. So bad...
Aku tidak suka duduk di kursi paling depan. Apalagi ini di depan meja guru. bahaya. Nanti aku akan ketahuan suka menulis puisi di buku catatanku atau melukis seuatu di sana. Bad habbit...

Teman-teman mulai berdatangan. Canggung, karena belum kenal.
Tepat pukul 07.00 bel berdering nyaring. Masih sama. Setidaknya sama jam masuknya jam tujuh.

Guru pelajaran masuk dengan penuh kharisma. senyumnya menebar ke seluruh ruangan. Termasuk aku.
Setelah salam dan berdo'a bersama Bu Tika memintaku mengenalkan diri di depan kelas. Biasa aja. Aku termasuk anak dengan self confidence di atas rata-rata...kataku sih, hihihi...

''Assalamu'alaykum. Namaku Okinohara Shofwani Houvan Syakura''
Kudengar kelas menjadi ramai. Entah apa yang membuat seisi kelas jadi riuh. Ada beberapa teman yang bertepuk tangan, entah apa maksudnya.
Bu Tika memintaku melanjutkan perkenalan...

''Aku lahir di Sizuoka, 1 Januari 1998.Sebelum di sini aku sekolah di MAN 1 Tangerang, Banten''

.
.
.

Ternyata memperkenalkan diri itu sesuatu yang tidak terlalu mudah. Banyak pertanyaan yang harus aku jawab dengan jujur. dalam arti open.

Yaaa, alhamdulillah. It's over.

Seharian di sekolah membuatku lelah. Alih jalur. Tidak seperti di MAN. Pelajarannya jauh berbeda, extra work hard untuk adaptasi.

#GO Home
Mama sudah menungguku di tempar parkir mobil. Aku segera berpamitan dengan teman sebelahku. saling senyum dan bye...!

Cimot sedang asyik bermain perosotan.
Memanjat tangga dan meluncur...
Bagiku cimot itu sahabtku. Kuceritakan semua kepadanya tentang perjalananku hari itu. Di sekolah, di jalan dan semua perasaanku.

I don't Know. Apakah Cimot mengeti atau tidak yang pasti Cimot ngedengrin aku dengan baik. Terbukti dia tidak protes hihihi.

Sengaja melongok kolam renang. Manarik untuk membuatku berlari ke sana dan terjun... Byuurrrr...!

Tapi mama di sini punya aturan boleh berenang setelah jam emPat sore. O.k. I'll do it next time.

Kangen sama Kak Meichan dan Hirota. Kata mama mereka baik-baik saja. Mema mengecek mereka empat kali dalam sehari. Oh, semoga semua akan baik-baik saja...

Ciet ciet cieTtttt...

Itu suara Cimot. Pasti dia lapar.
Ku dekati dan kuberikan beberapa camilan untuknya. Oh, iya Cimot lapar...

Aku terkikik sendiri, Cimot sangat menghibur. Dia lucu sekali.

Love You Cimot.

Hari-hariku di Yogya, membuatku banyak belajar dan menyesuaikan diri.
Dibantu oleh Mama, Papa dan Mas Santo, banyak ku dapatkan informasi tentang perpustakaan atau taman bacaan yang bisa aku kunjungi, toko buku, tempat wisata, Masjid, dan juga toko alat tulis.

Bulan-bulan pertama membuatku banting setir. Selain harus menyesuaikan dengan pelajaran di sekolah aku juga harus menyesuaikan dengan teman-teman di rumah. Dalam tiga bulan aku memiliki banyak teman.
Mama tak keberatan aku membawa banyak teman ke rumah, asal kegiatan kami positif dan aku janji sama mama...

Cimot selalu aku libatkan dalam hampir semua kegiatanku. Kandang kecilnya memudahkanku membawanya kemana saja, kecuali berenang, berendam dan main air di pantai. Karena Cimot tak suka air dan itu bahaya untuk Cimot.

AlhamdulilLah teman-temanku juga tak keberatan setiap aku membawa Cimot.
Itu kesempatan bagus. Aku tak ingin jauh dari Cimot. Sering aku mengajaknya tidur di kamar tanpa sepengetahuan Mama dan Papa (pastinya).

Merawat Cimot itu anugerah yang indah. Membeli makananya ke pet shop itu indah. Membuatkannya susu itu juga indah. Melihatnya bermain dengan mainan-mainan mungilnya itu indah...

Cimot itu indah.

Sekian bulan di Yogya, membuatku banyak belajar dan mengerti. Kesabaran dan kekuatan rasa kasih sayang.
Menahan rindu kepada Kak Meichan dan Hirota.
Sabar menghadapi sekolah dan semua hal di dalamnya.
Kuat ketika harus di rumah sendiri setiap mama dan papa ada tugas ke lain kota.

Yes, Yogyakarta...
Dan Cimot
Aku ada diantara kalian

(Entah apa namanya tulisan ini, Oki kutip dari Diary, Januari, 2013).

Ditulis Oleh : Unknown ~Penulis Bajingan

Muh.Akram Anda sedang membaca artikel berjudul Soekarno Hatta Air Port yang ditulis oleh Penulis Bajingan yang berisi tentang : Dan Maaf, Anda tidak diperbolehkan mengcopy paste artikel ini.

Blog, Updated at: 16.04

0 komentar:

Total Tayangan Halaman

Entri Populer

Koleksi Aing