Sisi menarik film ini, inspirasinya. Disebutkan dalam legenda, para rahib berusaha naik setinggi-tingginya untuk mencari Tuhan. Mereka punya biji rahasia, jika biji itu mereka tanam, akan tumbuh setinggi-tingginya. Lalu mereka memanjat pohon itu, namun di pertengahan jalan, ada negeri mengerikan, yaitu negeri para raksasa. Manusia yang bertemu biasanya dimangsa.
Ini perlambang bagus. Usaha mendekat kepada Tuhan, ya begitulah sering dapat rintangan.
Inspirasi lainnya ketika satu biji jatuh ke tanah, tersiram air, lalu pohon raksasa itu tumbuh pesat, cepat, dan putri raja terbawa naik sampai ke negeri para raksasa. Pasukan kerajaan memanjat berusaha menyusulnya ke sana. Ketika sampai, jejak sandal sang putri tampak pada lumpur. Lalu salah seorang dari mereka berkata:
”Jika dia turun, kita pasti melihatnya.”
“Dia tidak turun. Dia naik!”
“Mengapa dia melakukannya?”
“Mungkin dia kedinginan!”
“Atau lapar!”
“Atau mencari petualangan.” Ucap jack.
Inspirasi dari percakapan ini adalah, seorang dengan jiwa petualang, tidak akan turun. Dia akan terus naik. Mengapa dia naik, apa karena kedinginan, apa karena dia miskin, kekurangan, butuh uang? Atau karena dia lapar. Tidak, dia naik untuk mencari petualangan. Demi rasa penasaran. Sampai di mana? Seperti apa? Seberapa bisa? Seberapa sakit? Itulah pertanyaan yang selalu membakar hatinya.
Dan ini hadiah buat para penulis, inspirasi terakhir yang saya dapat adalah, saat para raksasa itu turun ke bumi, mau menyerang istana. Panglima raksasa jelek bermuka berantakan, dengan suara berat persis kodok memberi komando pembakar semangat: “Ayo bergerak! Bergerak! Tidakkah kalian mau makan?” Saya senyum sendiri dan bertanya, haruskah saya katakan ke para panulis: “Ayo bergerak! Bergerak! Tidakkah kalian mau makan?”.
0 komentar:
Posting Komentar